
Kayu merupakan bahan yang sangat penting dalam kehidupan manusia karena keistimewaan yang dimilikinya. Namun, pemanfaatan kayu menimbulkan banyak tantangan sekaligus peluang bagi penggunanya. Hal tersebut menjadi pembuka pidato yang disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Sri Nugroho Marsoem, M.Agr.Sc. dalam upacara pengukuhannya sebagai Guru Besar Teknologi Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, yang diselenggarakan pada hari Kamis, 20 Januari 2022 di Balai Senat Universitas Gadjah Mada.
Upacara tersebut dipimpin oleh Rektor Universitas Gadjah Mada dengan dihadiri oleh Ketua, Sekretaris, dan para Anggota Majelis Wali Amanat; para Wakil Rektor; Ketua, Sekretaris, dan para Anggota Senat Akademik; serta Ketua, Sekretaris, dan para Anggota Dewan Guru Besar. Selain itu, prosesi pengukuhan juga disaksikan langsung oleh para tamu undangan yang terdiri atas keluarga dan sahabat, antara lain Ir. Oman Suherman dan Ir. Agus Setya Prastawa, M.Sc.
Dalam pidato berjudul “Kayu, Kita, dan Kelestarian Lingkungan”, Guru Besar yang kerap disapa dengan panggilan Prof. Nug ini antara lain menyampaikan bahwa pohon mempunyai masa produktif dan batas usia yang pada saatnya akan mati. Agar dapat memberi manfaat yang lebih besar, sebaiknya tidak semua bagian pohon dibiarkan tertinggal di hutan sebagai penyubur. Oleh karena itu, pohon-pohon pada usia tertentu lebih baik dipangkas dan dijarangi.
Selain manfaat-manfaat yang berhubungan langsung dengan lingkungan, pemanfaatan kayu juga dapat menjadi sumber dana pembangunan. Terlebih lagi dengan luas wilayah hutan yang disertai dengan keragaman jenis pohonnya, Indonesia sangat berpotensi menjadi penghasil kayu bahkan untuk konsumsi internasional. Kayu dapat dimanfaatkan untuk beraneka kebutuhan, seperti bahan konstruksi, bahan bakar, serta bahan pulp dan kertas.
Dalam Upacara Pengukuhan tersebut, Prof. Sri Nugroho Marsoem juga menyampaikan hal-hal yang telah dan terus dilakukan oleh para guru besar, pengajar, dan mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM sebagai bentuk komitmen untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya dalam Bidang Teknologi Hasil Hutan. Pada kesempatan tersebut disampaikan pula harapannya agar para ilmuwan dan pengolah kayu dapat terus meningkatkan peran dan nilai tambah kayu serta terus meningkatkan manfaatnya kepada masyarakat, baik sebagai pemberi kesempatan kerja, sumber penerimaan yang adil, maupun dalam memperbaiki kelestarian lingkungan (thh-red.)